Juma'ali ( Owner Kopi Sukmojati saat mendampingi tamu dari luar negeri berkunjung kekebun kopinya )
Kopi Sukmojati- prigen memang dikenal sebagai salah satu kecamatan penghasil komoditas kopi terbesar di Kabupaten Pasuruan.

Kopi asal Prigen kini semakin diminati dan punya prospek pasar bagus. Tak jarang banyak wisatawan asing yang datang untuk melihat perkebunan kopi di wilayah dataran tinggi ini.

Area lahan pertanian kopi di Prigen diketahui ada sekitar 1.000 hektare. Rata-rata ada di lahan pekarangan warga, tegalan dan lahan perhutani.

Semuanya tersebar di Desa Dayurejo, Jatiarjo dan Lumbangrejo. Serta juga adapula di Kelurahan Ledug dan Pecalukan.

Jumali, salah satu petani kopi asal Desa Dayurejo, dia juga sebagai Owner kopi Sukmojati Kecamatan Prigen menyebutkan, prospek kopi Prigen belakangan makin moncer.

“Permintaan barang di lapangan stabil, baik untuk pemenuhan pasar lokal hingga ekspor,” katanya.

Ini juga dirasakan saat memasuki awal musim panen. Baik untuk kopi jenis arabikadan jenis robusta, sekitar September mendatang

“Untuk harga juga stabil, saat ini robusta perkilogramnya Rp 79-80 ribu dan arabika per kilogramnya 95-98 ribu,” tuturnya.

Potensi pasar yang bagus untuk kopi Prigen, ia katakana, punya ciri khas tersendiri. Diantaranya rasanya cenderung manis, asamnya tidak dominan. Juga ada rasa mirip cengkeh imbuhnya.

Karena potensinya kian bagus, petani yang menanam kopi juga bertambah banyak. “Kalau se Kecamatan Prigen, ada ratusan orang. Sekitar 400-500 orang,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Suprapto, petani kopi asal Kelurahan Ledug, Kecamatan Prigen.

“Kopi Prigen semakin dikenal dan potensi kedepan sangat bagus untuk bisnis pertanian,” bebernya.

Pemasarannya untuk lokal dan pasar nasional, ia katakan hampir menyebar ke seluruh Indonesia. “Alhamdulillah tiap harinya ada yang beli, apalagi saat musim panen,” terangnya. 

Artikel ini sudah tayang di radarbromo.jawapos.com